Toolkit Kegitatan StIRRRD

2.0 Kesepemahaman akan bahaya, risiko dan PRB

Mengembangkan Rencana Aksi PRB Daerah awal dan membangun tolak ukur kapasitas dan kemampuan daerah.

Mengadakan loka karya rencana aksi dengan pemangku kepentingan untuk membuat konsep rencana aksi/kegiatan. Konsep ini harus berdasarkan pemahaman yang sama tentang bahaya, risiko, dan kelebihan serta kekurangan dari pengurangan risiko bencana.
Fokusnya harus pada PRB dan bukan pada kesiapsiagaan dan respon.
Mengundang tenaga ahli, seperti dari universitas lokal, LSM atau lembaga pemerintahan pusat.
Menggali pengalaman dari jaringan antar daerah StIRRRD. Mereka adalah orang-orang yang sudah melewati proses ini sehingga dapat membagikan saran serta pengalaman mereka.
Menggali informasi, mengidentifikasi kesenjangan dan menyetujui prioritas kegiatan dengan cara seperti: 1) Penilaian risiko komparatif (SMG) untuk peringkat risiko dan identifikasi latihan darimanajemen bahaya saat ini. 2) Diskusi Kelompok Terfokus untuk mengetahui informasi spesifik dari anak-anak, sector swasta, kelompok rawan, peran perempuan dalam PRB. 3) Kunjungan lapangan untuk melihat apa yang sedang terjadi di lapangan. 4) Mempertimbangkan Yonmenkaigi System Method (YSM) untuk mengembangkan aksi.

Menilai penerapan PRB yang dilakukan daerah dengan mengadakan survei. Hal ini menjadi tolak ukur dari setiap kemajuan. Alat yang dikembangkan oleh StIRRRD adalah DRR-LG-SAT yang didasarkan pada salah satu versi dari LG-SAT yang dikembangkan oleh BNPB.

Perbaruan dari draft profil DRR yang disiapkan di Tahap 1 dengan informasi yang diperoleh selama tahap ini. Finalisasi profil.